Status Harta yang Ada Pada Manusia Menurut Perspektif Islam

23.528 dibaca
Prof Dr KH Miftah Faridl, ketua MUI Kota Bandung

Kepemilikan manusia atas harta menurut pandangan islam adalah sebuah perwalian ( amanat ). Islam mengakui hak individual atas kekayaan yang dianugerahkan Allah kepada mereka. Manusia diperintahkan  oleh Allah untuk berusaha mendapatkan harta, memeliharanya, menyelamatkannya, menggunakannya, memanfaatkannya serta mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah SWT. Bahkan mereka diperintahkan berdoa guna memperoleh harta kekayaan dan dapat memanfaatkannya.

Dalam Al Qur’an Al Karim secara jelas menyebut kedudukan harta yang ada pada manusia adalah sebagai berikut :

Advertisement

Anugrah Allah yang harus disyukuri.

Ini terdapat pada QS Luqman 31 :20 Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan ,  QS Al Hadid  57 : 7 Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.

Selain 2 surat diatas, Allah SWT juga berfirman terkait harta adalah anugrah yang harus disyukuri dalam QS Al Baqarah 2:122, QS Ar ra’d 13 :26, QS Al Ankabut 29 :62, QS Ibrahim 14 : 32 -34

Amanat Allah yang Harus Dipertanggungjawabkan

Orang yang merugi adalah mereka yang banyak harta tetapi tidak mampu mempertanggungjawabkannya. Orang yang paling rugi adalah mereka yang memperoleh harta dengan cara yang benar, namun mengeluarkannya dengan cara yang tidak benar. Orang yang celaka adalah mereka yang memperoleh harta dengan cara yang tidak benar, walaupun mengeluarkannya dengan cara yang benar. Orang yang merugi dan celaka adalah orang-orang yang memperoleh harta dengan cara yang tidak benar dan mengeluarkannya dengan cara yang tidak benar. hendaknya manusia tidak tertipu dengan kehidupan dunia, perhatikan QS Fathir 35 :5

Ujian dari Allah yang Harus Diantisipasi

Allah berfirman Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu ), disisi Allah lah pahala yang besar ( QS at Taghabun 64:15 )

Mengenai Harta sebagai ujian dari Allah juga di firmankan Allah SWT dalam surat QS Az Zumar, 39 : 49 ,

Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kepada kami. Kemudian kami berikan ni’mat kepada manusia ia berkata : sesungguhnya aku diberi ni’mat itu dikarenakan kepintaranku. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahuinya.

Selain firman Allah diatas, harta sebagai ujian juga disabdakan Rasullulah SAW seperti yang diriwayatkan HR Turmudzi

sesungguhnya bagi setiap ummat itu ada ujiannya dan ujian terberat bagi ummatku adalah harta kekayaan

Beliau juga bersabda bahwa ummat Rasullullah SAW hendaknya jangan larut dalam kemewahan yang akhirnya membawa kebinasaan

Demi Allah, bukan kefakiran atau kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian, akan tetapi aku khawatir ( Kalau-kalau ) kemewahan yang kalian peroleh sebagaimana yang telah diberikan pada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian larut dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka larut dalam kemewahan dan binasa pula ( HR Bukhari )

Dengan harta seseorang bisa menjadi semakin takwa dan dengan harta pula seseorang bisa menjadi lebih banyak dosa. Dengan harta seseorang bisa bertambah bahagia, dengan harta pula mereka bisa semakin menderita.

Zinatul Hayat atau Hiasan Hidup yang Harus Diwaspadai

Harta adalah hiasan hidup dunia. Manusia senang mengumpulkan harta dan cenderung menjadi sombong dan takabbur karena hartanya.

Allah SWT berfirman dalam surat Al – Kahfi 18 : 46 : Harta  dan anak-anakmu adalah perhiasan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabb mu serta lebih baik untuk menjadi harapanmu.

Dalam Surat Ali Imran 3 : 14 Allah juga berfirman : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Harta Sebagai Bekal Ibadah

Sebagai bekal ibadah harta harus dimaksimalkan pemanfaatannya dalam pemenuhan terhadap segala apa yang telah diperintahkan NYA. Ini terkait hablumminallah, hablumminannas dan Rahmatan lil ‘ alamin, membekali diri dan keluarga supaya dapat beribadah kepada Allah secara optimal serta melakukan aktivitas muamalah dengan sesama manusia, misal berzakat, infaq, shadaqah, hibah dan lain-lain.

Terkait Harta sebagai bekal ibadah di firmankan Allah dalam QS at Taubah 9 : 41 dan 111.

Manusia unggul adalah mereka yang pandai memanfaatkan segala peluang dengan cara yang halal untuk mendapatkan kekayaan sebagai bekal ibadah kepada Allah SWT dan menolong sesama ummat manusia.

( Oleh : Prof Dr KH Miftah Faridl, Ketua MUI Kota Bandung )