Wow, Sapi Ternak di Aktekan & di Asuransikan

12.587 dibaca

BUANAINDONESIA, BANYUASIN – Prof Dr Ir Muladno MSa selaku Penggagas Berdirinya Sekolah Peternak Rakyat, Ajak Menjadi Peternak Modern, dalam uraiannya saat menghadiri hari jadi ke-4 Sekolah Peternak Rakyat (SPR) di Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (6/5).

Mulando menjelaskan, bahwa lahirnya SPR itu pertama digagas setelah dilakukan kordinasi bersama 34 Kepala Distanak Provinsi se-Indonesia di Provinsi Aceh tahun 2013 lalu dan pertama dilahirkan SPR itu di Betung ini pada 06 Mei 2013.

Advertisement

 

Lebih jauh dibeberkan oleh Professor, tujuan dari penggagasan diciptakan SPR itu untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi hewani yang sekaligus memberikan kontribusi usaha ternak terhadap masyarakat peternak.

 

SPR pertama ada di Betung atas usulan dari salah satu kepala dinas peternakan provinsi, Ir. Syahril Aziz mengusulkan di Sumsel yakni Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI), namun di Betung ini yang pertama dideklarasikan, jelasnya.

Kata Mantan Dirjen Pertanian bidang peternakan ini menambahkan, di Betung dipandang sangat potensi, karena peternakan Sapi rakyat sangat banyak dan memiliki lahan hijau yang sangat luas, itulah yang jadi alasan dari semua yang digagasnya.

Ketika itu Presiden RI, Joko Widodo berhasil di SPR ini ingin melihatnya langsung, walau sesungguhnya tidak puas dengan keberadaan SPR ini, tetapi sangat bagus responnya.

Jokowi dalam kunjungan sempat bertanya, katanya SPR ada 1000 ekor sapi, tapi mengapa yang ada hanya 15 ekor dan kondisinya kurus-kurus semua, bahkan kandangnya pun sangat jeli sekali, kritik Jokowi saat itu ulasnya.

Masih kata prof, setelah dirinya dicopot jabatan Dirjen sebagai imamnya peternak, justru kini ditunjuk dirinya sebagai Kepala Sekolah peternakan rakyat di Bogor. 

Dosen IPB ini mengucapkan hari jadinya SPR Banyuasin yang ke-4 pada 06 Mei 2017 ini diharapkan  bisa lebih berkembang dan terus bertambah jumlah anggota peternak dan jadilah imam dalam usaha ternak ini, jangan sampai petani peternak salah pilih ketuanya.

Selain itu Prof juga mengucapkan selamat setelah SPR berubah nama dan berbadan hukum yang dulu bernama SPR 1111 jadi  CV. Betung Lembu Bertuah (BLB), artinya dituntut pengelola harus bnar-benar yang dapat dipercaya kemampuanya.

Diujung uraiannya profesor menekankan, melalui CV. BLB ini para peternak bisa berubah prinsipnya, sehingga mampu menjawab kritikan presiden waktu itu menjadi peternak yang modern.

Untuk itu kedepan kata Profesor, ternak harus di akte kan, supaya diketahui umur dan masa produktivitasnya dan dapat menghasilkan anakan atau pedet yang terinvestarisir datanya.

Bukan hanya itu, ternak itu juga diasuransikan supaya lebih mudah dideteksi keberadaan jumlah dan perkembangan ternaknya. Selain itu para Imam yang dipercayai oleh para peternak lebih dekat dengan ulama  d yang tujuanya mengadakan konsultasi mengenai ternak kawin silang dan mengebiri pejantan.

Mengebiri pejantan keturunan satu induk guna menghindari anakan yang tumbuh kerdil. Program pembiakan dengan program memandulisari sapi jantan dan dicarikan pejantan lain untuk menghasilkan anakan yang sehat dan berkembang lebih besar tubuhnya. 

Sapi indukan harus diberikan akte kelahiran termasuk anak sapi alias pedet agar menjadi peternak modern. Jika tidak diaktekan seperti selama ini laporanya hanya dagelan saja alias Data abal-abal yang dilaporan karena tidak terinvestarisir, pungkasnya. 

Bagaimana Menurut Anda?