BUANAINDONESIA.CO.ID, ACEH – Terbentuknya Tim RPJM Irwandi – Nova merupakan sebagai wujud rancang bangun arah pembangunan 5 tahun kedepan Pemerintahan Aceh dibawah kepemimpinan mereka. Semua kita harus menyambut positif keberadaan Tim RPJM yg telah terbentuk ini, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan mereka adalah orang-orqng terpilih yg dipandang tepat dan punya kapasitas untuk menyusun RPJM tersebut.
Salah seoranga pengamat melalui Release Pers yang di kirim ke Media ini menjelaskan, Jika dalam pandangan publik memandang ada kekurangan, maka sangat diharapkan untuk terus memberikan masukan dan pandangan kepada Tim RPJM berkenaan dengan mewujudkan RPJM yang baik dan berkualitas untuk pembangunan Aceh kedepan.
Ada beberapa hal yang muncul, dan kemudian bergulir di publik, misalnya minim perempuan. Tim RPJM memang dalam pembentukannya tudak melihat orientasi keterwakilan, tetapi arah pembangunan yg akan disusun tentunya tetap sangat memperhatikan hak-hak perempuan dan anak, karena mereka adalah bagian terpenting dari pembangunan Aceh, jadi kita harus mendorong kualitas RPJM bukan kuantitas keterwakilan perempuan dalam Tim RPJM.
Kemudian, isu tidak ada bidang Agama dan ulama, hal ini masuk dalam bidang Pendidikan dan kebudayaan, dan yang harus kita pahami adalah pendidikan di Aceh tidak terpisahkan dari Agama dan ulama,” Secara khusus di ada setelah SOTK baru 2016 Badan Dayah telah menjadi Dinas Pendidikan Dayah, dan ini merupakan poin penting bahwa agama dan ulama merupakan komponen paling krusial dalam mewujudkan pendidikan dan Kebudayaan di Aceh, dan tentunya Tim RPJM disemua bidang diberikan hak utk melakukan pengayaan pandangan dari semua pihak utk menyusun RPJM tsb.
Kemudian isu keterwakilan daerah, seperti yg sempat di lempar oleh salah seorang sahabat kita dari dataran Gayo, bahwa Tim RPJM tidak ada orang Gayo, walau dalam Tim ada orang Gayo, tetapi Tim RPJM tidaklah dibentuk berdasarkan keterwakilan daerah, dan jika dilihat lebih objektif Wakil Gubernur terpilih Bapak Nova Iriansyah adalah orang Gayo, namun yang harus kita pahami adalah Tim ini harus bekerja berdasarkan ke Acehan untuk seluruh rakyat Aceh, harus kita dorong siapapun mereka dalam Tim tersebut bersendikan mereka memiliki Aceh, berfikir dan mengaktualisasikan pemikiran mereka sebagai penjelmaan dari semua suku bangsa yg Aceh di Aceh.