BUANAINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Publik aceh kembali dikejutkan dengan kasus tertangkapnya anggota Dewan Perwakilan Rakyat provinsi Aceh (DPRA) dari salah satu partai lokal, bersama tiga rekanya. Tangkap basah Anggota DPRA itu kembali menambah daftar panjang kasus narkotika sudah merembah pada kalangan elit anggota dewan terhormat di aceh.
Keberadaan anggota dewan yang seharusnya memberikan contoh kepada publik malah menampakan prilaku yang tidak manusiawi, hal ini di ungkap langsung oleh Direktur Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Aceh-LEMKASPA Samsul Bahri dalam siaran press yang diterima redaksi pada sabtu (12/08/2017)
Dalam siaran pressnya samsul menyayangkan sikap dan prilaku anggota DPRA yang terlibat dalam penggunaan obat-obat terlarang, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan narkotika di aceh sudah merambah pada kalangan pejabat negara.
Lebih lanjut Direktur lemkaspa menambahkan bahwa keterlibatan anggota dewan dalam penggunaan narkoba jenis sabu-sabu jelas-jelas merupakan tindakan yang tidak bisa ditoleril lagi, ini menyangkat dengan marwah dan harkat martabat orang Aceh, ini sangat memalukan.
Dalam kesempatannya samsul juga memintak semua pihak untuk tidak menggiring opini yang seakan-akan semua anggota dewan terlibat dalam kasus yang sama, saya melihat hanya aknum-oknum tertentu saja yang terlibat dalam kasus tersebut, jadi tidak bisa samakan semua, sebagai mana kita ketahui di beberapa grup media sosial menjadi perbincangan hangat seputar kasus tersebut tambah samsul bahri. Semuanya kita serahkan kepada pihak yang berwajib sebagai penanggung jawab.
“Langkah yang harus dilakukan sekarang adalah melibatkan pihak BNN dan Kepolisian untuk melakukan tes urine kepada semua pejabat di Aceh, mulai dari kalangan atas sampai pada tingkat bawah, hal ini yang harus dilakukan oleh masing-masing pimpinan lembaga, dan harus benar-benar transparan kepada publik, kalau memang terbukti menggunakan narkoba harus ditindak tegas”, tutur samsul
Kemudian samsul juga mengapresiasi langkah para penegak hukum yang menolak mentah-mentah pada saat tersangka mencoba menyuap pihak kepolisian, ini patut kita apresiasi langkah pihak yang berwajib dalam menjalankan tugasnya sabagai aparatur negara.
Dalam siaran pressnya Samsul juga menambahkan bahwa untuk antisipasi peredaran narkoba di aceh memintak pihak Polda Aceh untuk lebih serius membrantas bandar-bandar narkoba, yang telah merusak generasi bangsa. kalau perlu tembak ditempat langsung, jangan kasih kesempatan, ini jelas-jelas merusak moral bangsa kita. Dan masyarakat pun harus berani melaporkan apabila mengetahui ada transaksi mau pemakai narkoba ditengah-tengah masyarakat.
Direktur lemkaspa juga mangharapkan kepada partai politik untuk benar-benar menjaring para wakil rakyat yang akan maju pada pileg 2019 benar-benar bersih dari obat-obat terlarang, jangan sampai bandar-bandar narkoba menjadi wakil rakyat, ini sangat memalukan aceh dimata masyarakat luas, “aceh ini menerapkan syariat islam, jadi malu kita sama orang daerah lain kalau dewan-dewan terhormat terlibat dalam kasus obat-obat terlarang”, tambah samsul
Lemkaspa dalam hal ini mengajak seluruh elemen sipil untuk mengawal kasus ini sampai penetapan hukum, saya mengajak seluruh elemen sipil aceh untuk mengawal kasus ini sampai tuntas, supaya rakyat aceh dapat melihat sendiri dan menjadi pelajaran bagi kita semua, jangan coba-coba mendekati narkoba apalagi memakainya.
“Mudah-mudahan kedepan tidak lagi terulang hal ini pada dewan-dewan lain. Ini cukup jadi pelajaran bagi kita dan menjadi tantangan bagi pihak keamanan untuk benar-benar serius dalam membrantas peredaran narkoba di aceh”. tutup Direktur Lempaska.