BUANAACEH.COM, LHOKSEUMAWE– Puluhan petani keramba ikan kerapu Kuala Ujong Blang, Lhokseumawe terancam gulung tikar. Ini terjadi setelah empat bulan terakhir, ikan peliharaannya tidak lagi dibeli oleh para pedagang asal medan. Akibatnya, ikan-ikan yang semestinya saat ini sudah dipanen masih banyak didalam kerambah.
Herman (41) petani keramba Ujong Blang kepada Buanaaceh Jumat (7/10) menyebutkan, yang bakal mengalami kerugian dan diprediksi akan gulung tikar, untuk di Kuala Ujong Blang sekitar 30 petani. Dalam satu keramba sekitar 11400 ekor dwngan rata-rata per ekor setegah kg.
“Usia ikan sekarang rata-rata sudah menginjak enam bulan. Seharusnya memasuki masa panen. Kalau Harga jual ikan ukuran setengah kilogram dulu , sekitar Rp95.000/Kg. Baru empat bulan ini ikan jenis kerapu, kakap, rambeu, sudah jarang pembeli. Biasanya pedagang asal medan yang biasanya membeli ikan-ika para petani tidak lagi datang menjemput ikan,” Kata Herman kemarin
Menurut Herman, memang sebagian ikan ada yang dijual ke restoran-restoran disekitar. namun jumlahnya hanyalah sedikit. Sehingga ikan masih banyak yang belum terjual. Sedangkan biaya pakan semakin hari semakin membengkak
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Lhokseumawe, H.Z.Rusli meminta pemerintah daerah, membantu pemasaran hasil panen petani keramba. Diantaranya, membantu membentuk asosiasi untuk membantu pemasaran.
“Pemasaranan jangan semata-mata tergantung pada pengusaha, petani juga harus bisa memasarkan ke luar daerah,” tegas Z.Rusli.Bila pemerintah tidak memperhatikan petani keramba, akan semakin bertambah angka pengangguran di Lhokseumawe. Apalagi, jumlah petani keramba di Lhokseumawe mencapai ratusan. Selain di Ujong Blang, budidaya keramba juga dilakukan di Sungai Cunda, dan Sungai Panggoi. Selain petani keramba, ratusan pekerja di keramba juga terancam menganggur.” tukas Rusli