Rumah Istana Dan Kisah Kehidupan Seorang Muallaf Di Tanah Serambi Mekah

13.360 dibaca

BUANAINDONESIA.COM, ACEH OPINI – Kisah pilu yang dialami oleh M.Arifin salah seorang muallaf yang tinggal di Gampong Meurandeh paya, Kecamatan Baktia Barat, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Semenjak Dirinya mengucapakan Dua Kalimah Syahadat (Muallaf) M.Arifin Harus tegar menerima kenyataan Hidup.

M.Arifin Hidup di sebuah Gubuk reot yang tidak layak huni, bersama seorang Istri dan tiga buah hati mereka,  hasil dari pernikahannya dengan seorang wanita beberapa tahun silam, yang dia yakini mampu memberikan kebahagian dan membawa keluarga mereka menjadi keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah dengan segala kekurangan, M.Arifin masih terlihat tegar dalam menerima kenyataan hidup, walau terkadang merasakan detir nya hidup disaat kebutuhan rumah tangga serba kekurangan.

M.Arifin seorang kepala kelurga, senjak dirinya menjadi Muallaf, dia hanya berprofesi sebagai seorang pencari kepiting, demi menghidupi keluarga serta menyekolahkan tiga buah hati mereka, Kehidupan seperti ini bukalah sebuah impian bagi M.arifin, namun ia harus pasrah menerima kenyataan hidup,”Walau bukan hal yang mudah buat Arifin menjalani kehidupannya yang masih serba kekurangan, Dirinya hanya meyakini bila kehidupannya masih di uji oleh yang Maha Kuasa.

Hidup di Gubuk Reot yang beratap ayaman daun Kelapa bukan harapan akhir bagi Keluarga M.Arifin, apa lagi di kala musim hujan mereka harus menyediakan beberapa Ember untuk menampung Air Hujan yang jatu dari atap rumah yang telah bocor, akibat atap rumah yang telah tua dan termakan usia, tetepi karena keadaalah yang membuat M.Arifin harus selalu tegar menjalani hidup dan menerima takdir Hidup yang di berikan oleh ALLAH, namun dengan segala keterbatasan yang ia miliki, dirinya selalu berusaha dan berusaha untuk memperbaiki kehidupan keluarganya.

Kesedihan dan kepedihan M.Arifin memuncak ketika mengetahui, ada tim Surve dari Pemerintahan yang datang kedesanya untuk Verifikasi pembangunan rumah bantuan untuk kaum Duafa, namun rumahnya selalu luput dari Surve itu, M.Arifin hanya dapat mengelus-elus dada dan berbesar hati, dalam benaknya ada satu hal yang tidak mampu ia jawab, apa karena Dirinya seorang Muallaf sehingga tidak di perhatikan oleh pihak itu.

M.Arifin juga sangat berharap ada pihak-pihak yang dapat membantu membeli sebidang tanah, dan membangun satu unit rumah layak huni untuk keluarga mereka, tetapi apa hendak dikata karena keterbatasan hudup yang dialaminya sehingga harapan besar itu masih menjadi Asa dalam kehidupan keluarga nya, M.Arifin pasrah dan tetap menjalani hidup, sebagai seorang Muslim dirinya hanya dapat   ber Do,a dan berihktiar, semoga Allah selalu memberikan yang terbaik buatnya. Amin Yrabbal Alamin

Bagaimana Menurut Anda?