BUANAINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum DPP Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Suriyanto PD, SH, MH, MKN mengatakan, aksi tindak kekerasan terhadap profesi wartawan acapkali terjadi di negeri ini. Data terakhir, terkait Kasus kekerasan terhadap wartawan di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Ricky Prayoga. Wartawan tersebut mengalami tindak kekerasan dari beberapa aparat Brimob saat bertugas.
Kasus kekerasan terhadap profesi jurnalis ini tidak hanya menimpa wartawan yang bertugas di Jakarta saja. Dapat dikatakan, hampir di semua daerah profesi jurnalis acapkali mendapat perlakuan tidak layak bahkan dilecehkan, termasuk pula wartawan yang bertugas di Sumut. Mirisnya, para pejabat di Sumut menganggap wartawan sebagai musuh, bukannya mitra kerja mereka dalam mengisi roda pembangunan bangsa. “Kami menyesalkan adanya pihak-pihak yang masih menggunakan kekerasan untuk menghadapi wartawan yang menjalankan tugasnya sesuai dengan Undang-Undang Pers,” kata ketua Umum PWRI, Suriyanto PD,SH,MH, MKN pada wartawan Jum’at (25/08/17).
Terkait kasus kekerasan terhadap jurnalis.
Terkait persoalan ini, Ketum PWRI yang juga berprofesi sebagai advokat ini menyatakan PWRI dibentuk untuk pemersatu Jurnalis dan Perusahaan Pers di Indonesia dengan latar belakang Pekerja Jurnalis di media elektronik, cetak maupun online. Yang notabene, semuanya merupakan produk jurnalistik dalam satu arah tujuan independensi yang bermuatan menjunjung tinggi UU Pers. “Sekali kebebasan pers diberangus, tinggal menunggu waktu kebebasan lain akan hilang,” ujar Suriyanto mengingatkan semua pihak.
Apapun alasannya, Lanjut Suriyanto, hal itu (gangguan terhadap kerja jurnalistik) tidak bisa ditolerir, dan harus dilawan. kemudian harus dicegah jangan sampai terulang lagi di kemudian hari, “Kami di PWRI prihatin, kepada insan pers, Kami juga mengingatkan agar lebih berhati-hati menghadapi situasi seperti ini,” paparnya.
Diungkapkan Suriyanto, di negara lain jurnalis dijadikan sebagai aset pemerintah, diberikan fasilitas dan dibuka akses yang luas agar para jurnalis bisa hidup sejahtera dan bekerja secara profesional. Di daerah kita jurnalis tidak diperhatikan. jangankan diberikan perhatian dan fasilitas, malah dihalang-halangi dalam bertugas. “ Bahkan, ada yang menganggap sebagai musuh. Sungguh Aneh, bagaimana daerah mau maju,” tukas Suriyanto seraya menegaskan jika kondisi sudah seperti ini, PWRI sebagai organisasi jurnalis tidak boleh diam.
“ Kita akan berjuang terus untuk meningkatkan harkat dan martabat seluruh wartawan di Sumatera Utara khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Bahkan, PWRI siap berada di garis depan bergandengan tangan dengan organisasi jurnalis lainnya,” tukas Suriyanyo.