Durian Ini Di Klaim Unggul Di Banding Durian Lain

25.422 dibaca

BUANAINDONESIA.CO.ID, GARUT – Sabtu pagi, 24 maret 2018 kemarin, durian master diperkenalkan. Penemu durian ini Bambang Sutejo atau mas Tejo  dan Pieter mengklaim durian ini unggul dari durian manapun. 

Advertisement

Durian Master sendiri ialah  jenis unggul yang ditemukan oleh Mas Tejo, warga asli Banyuwangi yang sejak tahun 1973 langsung  dibina dari Prof. Dr. Pieter dari Belanda (Guru Besar Insitut Pertanian Bogor). Bibit unggul ini merupakan hasil persilangan antara pohon durian unggul (F1) yang berbuah super; besar, lezat dan lebat dengan tanaman hutan asal Kalimantan sejenis durian yang berkarakter perkasa, batang kuat dan menjulang ke atas, akarnya menghujam ke dalam bumi dan berusia panjang. Persilangan ini menghasilkan spesies/varian baru durian unggul yang diberi nama “Durian Master” dengan memiliki beberapa karakter keunggulan pohon durian lainnya.

Dalam Talkshow yang digelar dalam Festival Durian Master, di Green Kamojang, Mas Tejo mengungkapkan, keunggulan Durian Master dibanding durian lainnya, dari sisi pohonnya, terdiri dari 2 batang pohon batang Pohon Lahung (serumpun dengan pohon durian) yang berasal dari Kalimnatan Barat (yang sekarang sudah hampir punah). Pohon ini memiliki perakaran yang kuat, sanggup hidup di dataran rendah maupun dataran tinggi, di daerah panas maupun dingin, di tanah padas maupun tanah subur. Karena akar yang kuat inilah, dia mampu hidup di segala kondisi tanah yang ekstrim sekalipun, berbeda dengan durian lain, dimana pohonnya hanya mampu hidup bagus di daerah dataran tinggi saja.

Dari sisi buahnya, sambungnya, pohon sambungan atas pohon durian unggul dari Sumatera ini memiliki karakter berbuah lebat dan besar (hingga mencapai lebih dari 10 Kg), rasanya manis legit, dagingnya tebal dan berbiji tipis, bahkan ada yang non biji, warna kuning mentega, empuk, tekstur pulen dan tidak lengket serta halus. Pohon durian yang punya ciri seperti ini juga hampir punah. Beruntunglah, diselamatkan dan diperbanyak pembibibitannya sampai pada keturunan F2-nya saja, yang saat ini terus disosialisasikan penanamannya si seluruh daerah Indonesia, termasuk di Garut.

“Durian ini tiada tandingannya di dunia. Kalau ada tandingannya, saya akan berhenti (mengembangkannya)”, ujar Mas Tejo dihadapan Penjabat Sekda Kabupaten Garut, Drs. H. Uu Saepudin, ST., M.Si, yang turut hadir sekaligus memembuka Festival Durian Master. Turut hadir pula Presiden Komisaris PT. Gussakka Syariah Indonesia, H. Moh, Sukur Sakka, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Garut, Dra. Hj. Yatie Rochyatie, M,Si, dan para pejabat, serta undangan lainnya.

Sementara itu, Presiden Komisaris PT. Gussakka Syariah Indonesia, H. Moh, Sukur Sakka mengatakan, Durian Master selain diemari masyarakat, juga sangat berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Garut, mengingat daerah ini tanahnya sangat subur, bahkan dengan potensi itu pihaknya sangat berhasrat untuk bisa dikembangkan lagi sebagai Kampung Syariah Terpadu, sehingga didalamnya lengkap, mulai dari rumah, masjid megah, pondok pesantren hafiz Qur’an, kolam renang syariah, archery dan berkuda, berikut wisata alam, dan tentunya pembibitan durian master dan domba garut. Sehingga diharapkan langkah ini bisa memacu pembangunan di Kabupaten Garut dalam meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) nya. Untuk itu, pihaknya sedang menyiapkan sebuah masterplan Kampung Syariah diatas lahan 150 hektar, dengan 4.859 kavling bagi 1000 unit rumah, disamping menyediakan 6.218 bibit Durian Master, 14.577 bibit domba betina, dan 1.458 bibit dimba jantan.

”Kami akan jadikan Kawasan Agribisnis Terpadu Samarang”, ujar Sukur, yang juga kelahiran Bone, Sulawesi Tenggara. Sedangkan dengan memilih bibit Durian Master, menurut Sukur, karena ia bisa tumbuh di iklim panas maupun dingin.

Penjabat Sekda Kabupaten Garut, Drs. H. Uu Saepudin, ST., M.Si, menyambut baik dengan akan dijajaginya investasi yang akan dikembangkan di Kabaupaten Garut, terutama pengembangan penanaman buah Durian Master, setidaknya akan menambah daya tarik dan destinasi masyarakat pencinta durian di Kabupaten Garut, apalagi durian ini bisa dinikmati setelah tiga tahun.

“Dari sisi penghasilan, BEP (Break Even Point) dalam jangka tujuh tahun sudah bisa kembali”, ujarnya di sela-sela kegiatan.

Untuk itu, ia mengajak SKPD termasuk para camat untuk mengembangkan, mengingat dari sisi nilai tambahnya sangat tinggi, selain penanamannya mudah sekalipun di halaman rumah sendiri.