Alex Noerdin, Gubernur Sumsel : Jadi Pembicara Konferensi IPOC di Bali

13.009 dibaca

PALEMBANG, Buanaindonesia.com- Gubernur Sumatera Selatan Ir H Alex Noerdin menjadi salah satu pembicara pada acara “11th Indonesia Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook, The Fund and the Future of Palm Oil Industry, Jumat (27/11). Acara di gelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Bali. Pada acara yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAKPI) ini, Gubernur mengungkapkan bahwa Sumsel berkomitmen jadi lumbung sawit yang berkelanjutan.

6-Konferensi IPOC di Bali“Lebih dari 2 juta warga Sumsel yang tergantung pada sawit. Petani sawit harus hidup sejahtera, sawit merupakan produk ekspor yang harus dikelola sebaik mungkin,” Kata Alex Noerdin, Jumat 27 November 2015, yang disampaikan melalui press release oleh humas Pemerintah Provinsi Sumsel.

Advertisement

Alex juga menambahkan selain sebagai lumbung sawit, Sumsel sudah menjadi lumbung energi dan lumbung pangna nasional. “Di Sumsel ada minyak, gas, geotermal, dan juga surplus beras.” Tambah Gubernur.

Pada acara ini seorang petani kelapa sawit yang merupakan plasma dari PT Hindoli, Suyoto, Warga Desa Lingga Sari Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia – Indonesia, Suyoto memenangkan lomba Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Terberat, dengan berat  TBS 81 kilogram.

Disinggung mengenai kabut asap akibat dari  kebakaran lahan dan hutan di Sumsel, Alex Noerdin berani pertaruhkan jabatannya sebagai gubernur, apabila tahun depan masih ada ditemukan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel. Gubernur juga menerangkan akan dimulainya pembangunan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api, dengan adanya KEK ini akan banyak pengusaha yang akan berinvestasi di Sumsel, baik dari dalam maupun luar negeri.

Selanjutnya Sumsel juga siap untuk menjadi tuan rumah penyelenggara ASIAN Games ke-18 Tahun 2018 mendatang bersama Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

“Sudah ada 15 cabang olahraga yang dipastikan digelar di Sumsel. Cabang lain kita masih terus bersaing dengan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Kami punya Jakabaring  Sport City, yang sudah sangat siap” Jelas Alex Noerdin.

Sebelumnya pada Hari Kamis 11 November 2015, orang nomor satu di Sumsel mendapat kehormatan menjadi pembicara pada pertemuan Roundtable kelapa sawit berkelanjutan (The 13th Annual Roundtable Meeting on Sustainable Palm Oil) di The Grand Ballroom Shangri-La Hotel Kuala Lumpur Malaysia, Didampingi Staf Khusus Bidang Perkebunan dan Iklim Provinsi Sumsel Dr. Najib Asmani serta Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Fakhrurrozie, Gubernur H Alex Noerdin memaparkan berbagai kemajuan dibidang perkebunan yang ada di Sumsel.

Pertemuan penting ini dihadiri sekitar 1500 peserta berasal dari berbagai negara penghasil kelapa sawit dan pembeli CPO dunia dengan topik yang disampaikan Jurictional Approach dalam kerangka Green Growth Development. Kegiatan ini ditujukan untuk mendorong pemerintah daerah mengajak perusahaan-perusahaan kelapa sawit bersama petani kelapa sawit untuk menghasilkan pasokan sawit dunia yang berkwalitas, dihasilkan dari kebun yang memenuhi standar, tidak diusahakan dari lahan bekas pertambangan, serta tidak ada konflik dari masyarakat adat dan lokal.

Dalam Paparannya Gubernur H Alex Noerdin mengatakan, Provinsi Sumsel merupakan Provinsi  pertama di indonesia yang mendeklarasikan model pengelolaan Lanskap berkelanjutan dengan kemitraan dengan berbagai multistakeholder.

Menurut  H Alex Noerdin, Terkait dengan sektor perkebunan berbasis komoditi kelapa sawit, dalam jangka panjang Sumsel akan dijadikan lumbung pasokan sawit berkelanjutan, sementara dalam jangka pendek dieralisasikan dalam suatu Gerakan Desa Peduli Api untuk menangkal kebakaran lahan bagi masyarakat yang berada di sekitar hutan, Ini merupakan langkah antisipasi pencegahan dini kebakaran hutan.

“Persiapan untuk Implementasi Lumbung Sawit, Sumsel melakukan kerjasama dengan IDH Sustainable Trade Iniatiative yang berkantor pusat di Amsterdam dengan pembuatan peta dan rencana aksi untuk tiga Lanskap di Sumsel yakni Lanskap Gambut, Tangkapan Air dan Lanskap dataran rendah,” Ungkap Alex

Dihadapan Perserta Pertemuan. Lebih Lanjut Gubernur H Alex Noerdin menerangkan, Provinsi Sumsel mendapat dukungan penuh dari Badan Pengelola Dana Perkebunan, GAPKI, Asosiasi petani kelapa sawit serta Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) untuk melakukan kegiatan replanting kebun-kebun yang sudah tua dan tidak produktif serta kebun tanaman belum menghasilkan atau bibitnya tidak bersertifikat.

Tindak lanjut dari kegiatan tersebut menurut Gubernur H Alex Noerdin, ” Pada Jum’at  20 November 2015 di Palembang akan ada pertemuan dengan seluruh stakeholder kelapa sawit bersama IDH, GAPKI, Dan Ditjen Perkebunan untuk menyampaikan komitment dalam mewujudkan sertifikasi kelapa sawit dan menyusun rencanaaksi. Selain itu,  Juga dilakukan Penendatanganan MoU antara Gubernur Sumsel dengan CEO IDH di Amsterdam, ZLS, United Kingdom Climate Change (UKCCU), dan Departemen For Internasional Program (DFIP) di London pada awal Desember 2015 dalam suatu rangkaian konfrensi perubahan iklim Dunia CoP 21 Paris,” Terang Alex.

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sendiri adalah asosiasi yang terdiri dari berbagai organisasi dari berbagai sektor industri kelapa sawit (perkebunan, pemrosesan, distributor, industri manufaktur, investor, akademisi, dan LSM bidang lingkungan) yang bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan standar global untuk produksi minyak sawit berkelanjutan.

RSPO didirikan tahun 2004 dengan kursi asosiasi berada di Zurich, Swiss, dan kesekretariatan berada di Kuala Lumpur, Malaysia dan kantor cabang di Jakarta. Organisasi ini diklaim telah memiliki 1000 anggota di lebih dari 50 negara. (Oent / Rell Humas)

Bagaimana Menurut Anda?