Walikota Terpilih Harus Paham Sejarah Kota Bandung

17.485 dibaca

BUANAINDONESIA.CO.ID, BANDUNG – Walikota Bandung berikutnya diharapkan dapat meluruskan dan memahami betul sejarah kota Bandung.

Advertisement

Hal itu dikatakan wakil Ketua Yayasan Wiranatakusumah, Moely Wiranatakusumah, Selasa, 8 Mei 2018 pada media massa.

Kata Moely, perpindahan pusat pemerintahan kota Bandung. Masih kata dia, semuanya karena pertimbangan teknis.

“Dahulunya Dayeuh Kolot (Kota yang ditinggalkan), awalnya para pemimpin dahulu berpikir wilayah Dayeuh Kolot berada dibawah air, masyarakat akan kebanjiran kedepannya. Udah dipindahkan tapi diisi lagi (pemukiman masyarakat) akhirnya tetep banjir aja daerah dayeuh kolot ini. tidak ada solusi, disini memang jalur air. Transportasi dan pepohonan saja dan sebagainya.

Makanya dipindahkanlah dari ke lokasi kota Bandung sekarang, tapi perpindahan tidak dilakukan secara langsung, kalo kata orang sekarang mah mereka melakukan survey oleh 3 (kapeteungan) penasehat  mbah jambrong dan mbah janali dan eyang jangkung, mereka meluncur, dimulai dengan menyusuri mulai dari Cipaganti hingga  Rancabadak sampai akhirnya sampai di lokasi Sumur Bandung sekarang ( Alun – Alun Kota Bandung ).

“Karena disini diatas air, banyak lumpur, dan akhirnya sampai pada dalem kaum akhirnya dipilih untuk dipindahkan, jadi semua karena pertimbangan teknis perpindahan pemerintahannya.karena Untuk itu dipindahkanlah dari dayeuh kolot ke kota bandung sekarang (Dalem Kaum),” Kata Moely.

Moely membantah keras bahwa, pindahnya pusat pemerintahan kota Bandung itu  bukan atas perintah Belanda.

“Yang beredar itu kan Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels. Bahkan ada yang ekstrem mengatakan Wiranatakusumah II diperintah Daendels. Ada juga yang bilang, kakek buyut saya itu berpihak pada penjajah. Itu fitnah besar,” Ujar Moely.

Moely berharap walikota Bandung berikutnya paham betul sejarah kota Bandung

“Ini penting, di dalam sejarah itu banyak yang bisa dijadikan pedoman bagaimana membangun Bandung kedepan. Generasi keluarga sebelum saya selalu mengajarkan konsep dan filosofi kepemimpinan. Nah Kota  Bandung kedepan butuh pemimpin yang memiliki sifat yang keibuan. Dalam filosofi kepemimpinan sunda ada Karamaan, Karatuan, Karesian. Karamaan itu ahli ahli dibidang pemerintahan, karatuan kepemimpinan dan karesian ahli – ahli agama. Ini harus ada ditiap diri pemimpin Bandung ke depan,” pungkas Moely Wiranatakusumah.