Bencana Ciamis dan Mereka yang Tak Mengenal Lelah Menjaga Warga

13.232 dibaca
Ada lebih kurang 40 orang petugas BPBD di Ciamis , Jawa Barat. Mereka yang setia menjaga dan membantu warga selama bencana terjadi.

BUANAINDONESIA.CO.ID, CIAMIS –  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis memprediksikan intensitas curah hujan selama Febuari ini curah hujan sangat  tinggi, diperkirakan wilayah Ciamis Utara, Ciamis Kota, Ciamis Selatan akan diguyur hujan lebat. Dihimbau waspada kepada warga Ciamis dan sekitarnya.

Advertisement

Dengan adanya peningkatan curah hujan yang tinggi tersebut, masyarakat agar waspada dan perlu diantisipasi bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Ciamis. Mengingat kerusakan alam dan kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menjaga lingkungan menjadi salah satu pennyebabnya.

Kepala BPBD Kabupaten Ciamis Dicky Erwin Juliadi menuturkan, intensitas hujan tinggi pada bulan Febuari kali ini, waspada bencana alam banjir, longsor. Pada saat ini hujan sedikit saja bisa banjir, karena saat ini sudah masuk dalam darurat ekologis, kerusakan hutan hingga degradasi lahan yang disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.

“Seperti kejadian di kecamatan Rajadesa, longsor sering terjadi begitu pun dengan angin puting beliung. Padahal hujan kecil tapi hujan lama, longsor.” ucap Dicky Erwin Juliadi kepada wartawan, Jumat, 23 Februari 2018.

Masyarakat diminta agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang pohon tumbang dan jalan licin.

Bagi para relawan dan anggota BPBD mereka harus tetap siaga dan berjaga selama 24 jam untuk situasi saat ini, meski dalam kenyataannya mereka harus rela meninggalkan keluarga, anak, istri, dan orang tua mereka di rumah demi kepentingan warga. Tekad mereka atas nama kemanusiaan begitu bulat.

Sebut saja Jajang Humas BPBD Kabupaten Ciamis ini, harus rela meninggalkan keluarga meski hakekat dia juga ingin berkumpul dengan keluarga. Namun menjalankan tugasnya sebagai anggota BPBD itu lebih penting dan wajib, setiap bencana dirinya selalu hadir terdepan tanpa ada bosan dan mengeluh. Jajang tetap menikmati dirinya sebagai seorang relawan.

“Sudah menjadi tanggung jawab saya, menjadi relawan membantu masyarakat yang terkena musibah, tanpa mengenal waktu, tanpa ada kata lelah. Namun pekerjaan ini pun sebagaian dari kewajiban saya dan juga ladang ibadah saya.” Ucap Jajang kepada kontributor kami di Ciamis, Dede Gumilar.

Seperti bencana tanah longsor dan banjir terjadi di kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis kemarin, para relawan dan anggota BPBD tak mengenal lelah menyalurkan bantuan kepada korban bencana, mulai mengevakuasi para korban, membersihkan material longsor, mendata warga, menyediakan posko pengungsian dan membuat dapur umum.

“Para relawan dan anggota BPBD dituntut harus serba bisa mulai masak, membuat posko pengungsian dan menjadi tim medis.” tuturnya.

Anggota BPBD di Ciamis sendiri kini ada lebih kurang 40 orang. Seperti didaerah Jawa Barat lainnya, musim penghujan merupakan saat dimana mereka harus ekstra bekerja keras, mengingat Jawa Barat merupakan daerah paling rentan bencana banjir dan longsor. Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, 80,1% dari 558 kecamatan di Jawa Barat tergolong rawan bencana tanah longsor.

Longsor diprediksi bisa menelan banyak korban karena pemerintah daerah dinilai gagal mengelola lereng yang makin sesak pemukiman.

“Jawa Barat penduduknya lebih dari 40 juta jiwa, mereka tinggal di perbukitan, dan hingga saat ini karena kebutuhan pemukiman, kami kutip pemerintah lalai,” ujar Kepala Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto beberapa waktu lalu.