BUANAINDONESIA.CO.ID, BOGOR – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang diterapkan oleh pemerintah cukup membingungkan pihak sekolah maupun siswa, meski tidak memaksa untuk dilaksanakan. Kebingungan pihak sekolah lantaran perangkat komputer yang akan dipakai untuk UNBK kurang bahkan tidak ada sama sekali.
Kondisi ini seperti yang dialami SMPN 3 Ciawi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Pihak sekolah mengaku bingung menghadapi UNBK yang akan dilaksanakan mulai 23 April 2018 mendatang.
Kepala SMPN 3 Ciawi, Lilik Suhartini mengatakan, pihak sekolah bisa optimistis melaksanakan UNBK apabila mendapat bantuan unit komputer dari pemerintah. Kendati demikian, pelaksanaan UNBK tetap harus dilakukan secara bergilir.
“Kalau ada bantuan komputer kami bisa memaksimalkannya. Salah satu caranya dengan menggilir peserta ujian sampai tiga shift. Untuk setiap mata pelajaran paling lama 90 menit, makanya kalau dibagi tiga shift kemungkinan akan cukup,” katanya.
Dengan durasi 90 menit tersebut, sambungnya, waktu yang dibutuhkan hanya sampai pukul 17.00 Wib sore.
“Selain itu bisa memakai komputer sekolah untuk tata usaha. Saat ini SMPN 3 Ciawi memiliki 40 unit komputer, itupun dengan perangkat milik TU,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bogor, Tb Luthfi Syam, mengimbau pelaksanaan UNBK tidak mutlak harus dilaksanakan. Atau, ketika akan dilaksanakan bisa memanfaatkan sistem pinjam.
“Tidak UNBK pun tidak jadi soal, semua diserahkan pada kemampuan sekolah masing-masing,” katanya.
Luthfi mengatakan, untuk SMP yang berstatus negeri di Kabupaten Bogor akan mendapat bantuan dari Pemkab berupa unit komputer namun bersifat dibagi rata.
“Anggarannya memang terbatas. Jadi jumlah bantuan unit komputer yang akan diberikan mungkin saja tidak akan mencukupi,” jelasnya.